Selasa, 27 Desember 2011

Jeritan Anak Jalanan

Aku terbangun dari kotor dan dinginnya bawah jembatan ini. Begitu juga dari suara-suara kendaraan bermotor yang silih berganti. Tapi ini sudah biasa bagiku. Ketika kubuka mata ini, pikiran dan perutku seakan mengerti. Saatnya kucari sesuap nasi. Menelusuri rimba rayanya kota, tertatih pada rintih kaki dan berpeluh pada guritan derita.

Kakiku terus melangkah, sementara perutku pun terus mendendangkan lagu keroncongnya. Kutilik dibalik rumah mewah itu. Bahagia sekali, mereka sarapan pagi bersama dengan makanan telah tersaji diatas meja. Sementara aku?? Berapa kilometer lagi harus kutempuh?? “Aku tak seberuntung mereka”

Di teriknya matahari yang seakan ingin membakar kulitku, aku harus mengais rejeki. Di jalanan, di perempatan, di warung-warung, tak peduli betapa teriknya siang ini. Dengan lagu kudendangkan juga dengan tangan menengadah. Pengemis, pengamen, mungkin itu kata yang lebih tepat. Anak jalanan, anak terlantar, apapun kata mereka aku tak peduli. Buat aku yang terpenting adalah bagaimana menyambung nyawaku.

Kutengok di balik gedung itu. Nyamannya mereka, tidak kepanasan, duduk disana, mendapatkan pendidikan, mendapatkan teman pula. Inginnya aku bersekolah. Tapi uang dari mana? Bagaimana bisa? Kalaupun telah ada sekolah gratis, belum tentu yang lainnya gratis. Kalaupun aku sekolah, bagaimana aku bisa mencari sesuap nasi? Sekali lagi aku harus berkata, “Aku tak seberuntung mereka”.

Lalu ketika senja tiba. Kutahu hari kan gelap. Gelap pula harapanku, ku tahu malam ini aku harus tidur di emperan toko, di kolong langit, bahkan di kolong jembatan. Tanpa peduli apa yang akan terjadi nanti. Hujankah? Hemmm… hujan? Dinginnya malam adalah selimutku. Kardus bekas adalah kasurku. Tak ada bantal dan guling untukku.

Guling dan bantalku telah mati. Diambil Tuhan, bahkan disaat aku ingin merasakan hangatnya pelukan ibu. Yang tersisa hanyalah sebuah kenangan dan dingin yang menusuk kalbu. Sementara aku disini, anak-anak lain tidur menggunakan kasur, selimut tebal, bahkan hangatnya pelukan orang tua. Dan untuk kesekian kalinya, aku harus berkata “Aku tak seberuntung mereka” .

Ibu, ingin ku mengadu. Mereka bilang aku anak terlantar, mereka bilang aku anak jalan yang tak pantas jadi teman mereka. Mendekat saja mereka tak mau. Ibu…temanku hanya kepahitan hidup. Isak tangis kutahan, senyum palsu kuperlihatkan. Ingin kutunjukan ketegaran pada diriku, meskipun sebenarnya aku rapuh.




Miris… melihat mereka menapaki kepahitan hidup. Tak ada yang peduli, bahkan menganggapnya jijik. Fakir miskin dan anak terlantar di pelihara oleh Negara, jelas tertera dalam UUD 1945. Namun, faktanya tidak seperti itu. Mereka dipinggirkan oleh Negara, bahkan diliriknya saja tidak. Apa pemerintah lupa? Ataukah hanya berpura-pura?

Anak terlantar (anak jalanan) justru diperlihara oleh Babeh. Mereka mendapat perlakuan buruk, disodomi, tempat pelampiasan nafsu seksnya. Kejahatan terhadap anak-anak jalanan kerap terjadi. Dan pemerintah seakan-akan pura-pura, alih-alih memelihara anak terlantar, pemerintah malah memelihara para koruptor.

Harapanku untuk Indonesiaku adalah agar pemerintah benar-benar mencerna dan memahami redaksional dari pasal 34 ayat 1 UUD 45 yang berbunyi “ Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara”. Agar mereka mendapatkan perlindungan yang lebih baik.

Ku Cinta Hijaunya Alamku

Sering kita mengeluh akan panasnya cuaca hari ini. Perubahan iklim /cuaca yang semakin ekstrim ini terjadi akibat adanya pemanasan global (global warming). Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Bicara masalah pemanasan global, kita pasti akan terbayang gambaran-gambaran negatif akibat global warming.

Pernahkah Anda mendengar ungkapan : “Bumi ini memiliki musuh yang luar biasa hebatnya, yaitu manusia”. Memang benar adanya manusia adalah musuh bumi setelah kita lihat dengan seksama gaya hidup manusia beserta dampak yang ditimbulkan dari ulah tersebut.

Bukankah bumi ini merupakan titipan dari anak cucu kita? Titipan yang seharusnya dijaga kelestariannya, bukan malah merusak dan menghancurkannya. Maukah kita disebut sebagai musuh terbesar bumi? Tentunya tidak. Marilah bersama-sama berpartisipasi dan berusaha keras untuk menjaga bumi ini dai kehancuran sebagai wujud tanggung jawab kita akan Tuhan beserta generasi penerus kita.

Stop Global Warming, Go Green IndonesiaGo Green Indonesia adalah upaya kita dalam menciptakan negeri yang hijau yang bertujuan melestarikan dan menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi semua makhluk.
Tiga hal pokok yang menjadi dasar dalam gerakan “Go Green Indonesia”adalah :
1. Reduce
Reduce adalah upaya penghematan dan selektif dalam pemanfaatan sumber daya energi.
2. Reuse
Reuse adalah upaya pemanfaatan kembali sumber energi / pemanfaatan kembali peralatan-peralatan yang masih layak digunakan.
3. Recycle
Recycle adalah upaya daur ulang limbah. Mengubah barang bekas menjadi produk lain yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan.


Setelah memahami 3 hal pokok yang menjadi dasar gerakan Go Green Indonesia selanjutnya kita harus menerapkannya di dalam kehidupan kita. Kita dapat memulainya dari diri sendiri dan dari lingkungan rumah.
Caranya :
  1. Buanglah sampah pada tempatnya. Pisahkan antara sampah organic dan un-organic.
  2. Daur ulang sampah.
  3. Mengurangi pemakaian kantong plastik atau benda apapun yg sulit untuk mengurai.
  4. Menjadi vegetarian.
  5. Kurangi menggunakan kendaraan pribadi karena dapat menambah polusi udara.
  6. Hemat energi listrik, air dan BBM.
  7. Gunakan lampu hemat energi.
  8. Mengurangi kebiasaan merokok. Akan lebih baik jika menghentikan kebiasaan ini.
  9. Tanamlah pohon disekitar rumah.
  10. Melakukan reboisasi atau apapun yang bisa menambah pohon di bumi.

Hijaukan bumi dengan tangan kita. Menanam pohon di sekeliling lingkungan kita. Satu pohon dapat mengurangi satu ton CO2. Coba bayangkan jika kita menanam ribuan pohon. Kita akan melihat Indonesia yang hijau, sejuk dan nyaman dipandang mata.

Dengan memulai membiasakan Go Green di rumah, kita akan terbiasa pula melakukannya di sekolah, kampus dan kantor. Dengan gerakan Go Green, suatu saat kelak kita akan berteriak kepada anak cucu kita dan berucap“Kuberikan warisan terbaik dan termahal yang pernah ada, yaitu bumi yang hijau dan lestari". Bertindaklah sebelum terlambat.

KIAT-KIAT ISTIMEWA MENUJU KELUARGA ISTIMEWA

Agama Islam telah memberikan petunjuk yang lengkap dan rinci terhadap persoalan pernikahan, mulai dari anjuran menikah, cara memilih pasangan yang ideal, melakukan khitbah (meminang), cara mendidik anak, serta memberikan jalan keluar jika terjadi kemelut dalam rumah tangga, sampai dalam proses nafaqah (memberi nafqah), dan pembagian harta waris, semuanya telah diatur dalam Islam secara terperinci, dan detail. selanjutnya untuk memahami konsep pernikahan dalam islam, maka rujukan yang paling benar dan sah adalah Al-Qur’an dan As-Sunnah yang shahih sesuai dengan pemahaman Salafus Shalih. maka berdasarkan rujukan ini kita akan memperoleh kejelasan tentang aspek-aspek pernikahan, maupun beberapa penyimpangan dan pergeseran nilai pernikahan yang terjadi di dalam masyarakat kita.
Pernikahan adalah fitrah kemanusiaan, maka dari itu Islam menganjurkannya. karena nikah merupakan “Gharizah Insaniyah” (naluri kemanusiaan).
Allah Ta’ala berfirman :
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kapada Agama (Allah). (tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (itulah) Agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui” (QS. Ar-Ruum : 30)
·         Islam Menganjurkan Menikah
Penghargaan Islam terhadap ikatan pernikahan sangat besar sekali, Allah menyebutkan sebagai ikatan yang kuat. Allah Ta’ala Berfirman :
” ….. Dan mereka (isteri-isterimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat”. (QS. An-Nisa : 21)
Sampai-sampai ikatan itu ditetapkan sebanding dengan separuh agama. Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Bersabda :
“Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh agamanya. dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dengan memelihara yang separuhnya lagi”. (HR. At-Thabrani di kitab Mu’Jamul Ausath)
·         Islam Tidak Menyukai Membujang
Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam memerintahkan untuk menikah dan melarang keras orang yang tidak mau menikah.
Anas bin Malik berkata Rahimahullah, berkata : “Rasulullah memerintahkan kami untuk menikah dan melarang kami membujang dengan larangan yang keras”. Beliau Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam, Bersabda : “Nikahilah wanita yang subur dan penyayang. karena aku akan berbangga dengan banyaknya ummatku di hadapan ummat-ummat lain”. (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Al-Hakim, dan Al-Baihaqi)
Pernah suatu ketika. tiga orang sahabat datang dan bertanya kepada isteri-isteri Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam tentang peribadatan yang beliau lakukan. kemudian setelah diterangkan, maka masing-masing ingin meningkatkan ibadah mereka. salah seorang diantara mereka berkata : “Adapun saya, akan puasa sepanjang masa tanpa putus”, sahabat yang lainnya berkata : “Sedangkan saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan menikah selamanya” … dan ketika hal tersebut didengar oleh Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wa Sallam beliau pun bersabda :
“Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu … Sungguh demi Allah. Sesungguhnya akulah yang paling takut dan taqwa kepada Allah diantara kalian. akan tetapi aku berpuasa dan aku juga berbuka, aku shalat dan aku juga tidur, dan aku juga menikahi wanita. maka barangsiapa yang tidak menyukai Sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku”. (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad, An-Nasa’i, dan Al-Baihaqi)
Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk menikah. dan seandainya mereka fakir niscaya Allah Ta’ala akan membantudengan memberikan rizqi kepada mereka. dan Allah menjanjikan pertolongan kepada orang-orang yang menikah.
Allah Ta’ala Berfirman :
“Dan Nikahkan lah orang-orang yang sendirian diantara kamu dan orang-orang yang layak (Menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan yang wanita. jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. dan Allah maha luas (Pemberiannya) lagi maha mengetahui”. (QS. An-Nuur : 32)
Rasulullah Sallallahu ’Alaihi Wa Sallam, bersabda :
“Ada tiga golongan manusia yang berhak mendapatkan pertolongan Allah. yaitu Mujahid Fi Sabilillah, Budak yang menebus dirinya supaya merdeka, dan orang yang menikah karena ingin memelihara kehormatannya”. (HR. Ahmad, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, Ibnu Majjah dan Al-Hakim)
sumber: http://moslemsunnah.wordpress.com

Selasa, 01 November 2011

Koperasi Indonesia di Era Globalisasi

Koperasi di Era Globalisasi
Keberadaan beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda. Setidaknya terdapat tiga tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB, 1999) :
Pertama, koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain. Pada tingkatan ini biasanya koperasi penyediakan pelayanan kegiatan usaha yang tidak diberikan oleh lembaga usaha lain atau lembaga usaha lain tidak dapat melaksanakannya akibat adanya hambatan peraturan.
Peran koperasi ini juga terjadi jika pelanggan memang tidak memiliki aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa Koperasi Kredit dalam menyediaan dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank. Juga dapat dilihat pada beberapa daerah yang dimana aspek geografis menjadi kendala bagi masyarakat untuk menikmati pelayanan dari lembaga selain koperasi yang berada di wilayahnya.
Kedua, koperasi telah menjadi alternatif bagi lembaga usaha lain. Pada kondisi ini masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain. Keterlibatan anggota (atau juga bukan anggota) dengan koperasi adalah karena pertimbangan rasional yang melihat koperasi mampu memberikan pelayanan yang lebih baik. Koperasi yang telah berada pada kondisi ini dinilai berada pada ‘tingkat’ yang lebih tinggi dilihat dari perannya bagi masyarakat. Beberapa KUD untuk beberapa kegiatan usaha tertentu diidentifikasikan mampu memberi manfaat dan peran yang memang lebih baik dibandingkan dengan lembaga usaha lain, demikian pula dengan Koperasi Kredit.
Ketiga, koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut. Sebagai ilustrasi, saat kondisi perbankan menjadi tidak menentu dengan tingkat bunga yang sangat tinggi, loyalitas anggota Kopdit membuat anggota tersebut tidak memindahkan dana yang ada di koperasi ke bank. Pertimbangannya adalah bahwa keterkaitan dengan Kopdit telah berjalan lama, telah diketahui kemampuannya melayani, merupakan organisasi ‘milik’ anggota, dan ketidak-pastian dari dayatarik bunga bank. Berdasarkan ketiga kondisi diatas, maka wujud peran yang diharapkan sebenarnya adalah agar koperasi dapat menjadi organisasi milik anggota sekaligus mampu menjadi alternatif yang lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain.
Jadi jelas terlihat bahwa Koperasi Indonesia masih sangat penting walaupun harus menghadapi era globalisasi dimana semakin banyak pesaing ekonomi yang bermunculan dari luar negeri dan walaupun seperti itu, Koperasi masih sangat penting dan sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia, selalu berusaha mensejahterakan rakyat Indonesia. Seperti kata Presiden SBY
             ”Membangun ekonomi Indonesia dan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat tidak bisa hanya mengikuti model ekonomi negara lain. Yang bisa akhirnya menggangkat taraf hidup 240 juta di seluruh tanah air dari sabang sampai marauke, dari Miangas hingga Pulau Rote adalah ekonomi rakyat “
Jadi,koperasi tidak harus hilang berbaur atau mengikuti trend negara lain dan masih dapat berdiri dan menjalankan fungsi-fungsinnya selama ini.
Untuk menghadapi era globalisasi, koperasi di Indonesia perlu :
1. Membagi koperasi menurut beberapa sektor :
    * koperasi produsen atau koperasi yang bergerak di bidang produksi,
    * koperasi konsumen atau koperasi konsumsi, dan
    * koperasi kredit dan jasa keuangan
2. Koperasi produksi harus merubah strategi kegiatannya dengan mereorganisasi kembali supaya kompatibel dengan tantangan yang dihadapi.
3. Pemahaman pengurus dan anggota akan jati diri koperasi, pengertian koperasi, nilai-nilai koperasi dan prinsip-prinsip gerakan koperasi harus dijadikan point penting karena hal itu yang mendasari segala aktifitas koperasi. Aparatur pemerintah terutama departemen yang membidangi masalah koperasi perlu pula untuk memahami secara utuh dan mendalam mengenai perkoperasian.
4. Dalam menjalankan usahanya, pengurus koperasi harus mampu mengidentifikasi kebutuhan kolektif anggotanya dan memenuhi kebutuhan tersebut. Proses untuk menemukan kebutuhan kolektif anggota sifatnya kondisional dan lokal spesifik. Dengan mempertimbangkan aspirasi anggota-anggotanya, sangat dimungkinkan kebutuhan kolektif setiap koperasi berbeda-beda.
5. Kesungguhan kerja pengurus dan karyawan dalam mengelola koperasi. Disamping kerja keras, figur pengurus koperasi hendaknya dipilih orang yang amanah, jujur serta transparan.
6. Kegiatan koperasi bersinergi dengan aktifitas usaha anggotanya.
7. Adanya efektifitas biaya transaksi antara koperasi dengan anggotanya sehingga biaya tersebut lebih kecil jika dibandingkan biaya transaksi yang dibebankan oleh lembaga non-koperasi.
Dengan demikian, koperasi pun mampu setidaknya menghadapi era globalisasi saat ini, bukan malah terseret arus globalisasi yang berdampak koperasi akan tenggelam. Mari kita benahi koperasi sejak dini, karena koperasi di Indonesia juga merupakan jati diri bangsa.

Mengapa Koperasi di Indonesia Sulit Berkembang..


kenapa Koperasi Indonesia tidak berkembang???? Dikarenakan banyak kurangnya informasi mengenai koperasi itu sendiri dan koperasi Indonesia tidak pernah diberi ruang oleh pemerintah.
1. Kurangnya Partisipasi Anggota
Bagaimana mereka bisa berpartisipasi lebih kalau mengerti saja tidak mengenai apa itu koperasi. Hasilnya anggota koperasi tidak menunjukkan partisipasinya baik itu kontributif maupun insentif terhadap kegiatan koperasi sendiri. Kurangnya pendidikan serta pelatihan yang diberikan oleh pengurus kepada para anggota koperasi ditengarai menjadi faktor utamanya, karena para pengurus beranggapan hal tersebut tidak akan menghasilkan manfaat bagi diri mereka pribadi. Kegiatan koperasi yang tidak berkembang membuat sumber modal menjadi terbatas. Terbatasnya usaha ini akibat kurangnya dukungan serta kontribusi dari para anggotanya untuk berpartisipasi membuat koperasi seperti stagnan. Oleh karena itu, semua masalah berpangkal pada partisipasi anggota dalam mendukung terbentuknya koperasi yang tangguh, dan memberikan manfaat bagi seluruh anggotanya, serta masyarakat sekitar.
2. Sosialisasi Koperasi
Tingkat partisipasi anggota koperasi masih rendah, ini disebabkan sosialisasi yang belum optimal. Masyarakat yang menjadi anggota hanya sebatas tahu koperasi itu hanya untuk melayani konsumen seperti biasa, baik untuk barang konsumsi atau pinjaman. Artinya masyarakat belum tahu esensi dari koperasi itu sendiri, baik dari sistem permodalan maupun sistem kepemilikanya. Mereka belum tahu betul bahwa dalam koperasi konsumen juga berarti pemilik, dan mereka berhak berpartisipasi menyumbang saran demi kemajuan koperasi miliknya serta berhak mengawasi kinerja pengurus. Keadaan seperti ini tentu sangat rentan terhadap penyelewengan dana oleh pengurus, karena tanpa partisipasi anggota tidak ada kontrol dari anggota nya sendiri terhadap pengurus.
3. Manajemen
Manajemen koperasi harus diarahkan pada orientasi strategik dan gerakan koperasi harus memiliki manusia-manusia yang mampu menghimpun dan memobilisasikan berbagai sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang usaha. Oleh karena itu koperasi harus teliti dalam memilih pengurus maupun pengelola agar badan usaha yang didirikan akan berkembang dengan baik. Ketidak profesionalan manajemen koperasi banyak terjadi di koperasi koperasi yang anggota dan pengurusnya memiliki tingkat pendidikan yang rendah. contohnya banyak terjadi pada KUD yang nota bene di daerah terpencil. Banyak sekali KUD yang bangkrut karena manajemenya kurang profesional baik itu dalam sistem kelola usahanya, dari segi sumberdaya manusianya maupun finansialnya. Banyak terjadi KUD yang hanya menjadi tempat bagi pengurusnya yang korupsi akan dana bantuan dari pemerintah yang banyak mengucur.

4. Permodalan
Kurang berkembangnya koperasi juga berkaitan sekali dengan kondisi modal keuangan badan usaha tersebut. Kendala modal itu bisa jadi karena kurang adanya dukungan modal yang kuat dan dalam atau bahkan sebaliknya terlalu tergantungnya modal dan sumber koperasi itu sendiri. Jadi untuk keluar dari masalah tersebut harus dilakukan melalui terobosan structural, maksudnya dilakukannya restrukturasi dalam penguasaan factor produksi, khususnya permodalan.
Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tengah Muhammad Hajir Hadde, SE. MM menyebutkan salah satu hambatan yang dihadapi selama ini diantaranya manajemen dan modal usaha.  Hal itu dikatakannya dihadapan peserta Diklat Koperasi Simpan Pinjam KSP dan Unit Simpan Pinjam USP yang saat ini sedang berlangsung di Palu.  Untuk mengantisipasi berbagai hambatan dimaksud khususnya manajemen Dinas Kumperindag selaku leading sector terus berupaya mengatasinya melalui pendidikan dan pelatihan serta pemberian modal usaha.
5. Sumber Daya Manusia
Banyak anggota, pengurus maupun pengelola koperasi kurang bisa mendukung jalannya koperasi. Dengan kondisi seperti ini maka koperasi berjalan dengan tidak profesional dalam artian tidak dijalankan sesuai dengan kaidah sebagimana usaha lainnya. Dari sisi keanggotaan, sering kali pendirian koperasi itu didasarkan pada dorongan yang dipaksakan oleh pemerintah. Akibatnya pendirian koperasi didasarkan bukan dari bawah melainkan dari atas. Pengurus yang dipilih dalam rapat anggota seringkali dipilih berdasarkan status sosial dalam masyarakat itu sendiri. Dengan demikian pengelolaan koperasi dijalankan dengan kurang adanya control yang ketat dari para anggotanya. Pengelola ynag ditunjuk oleh pengurus seringkali diambil dari kalangan yang kurang profesional. Sering kali pengelola yang diambil bukan dari yang berpengalaman baik dari sisi akademis maupun penerapan dalam wirausaha.

Selasa, 11 Oktober 2011

Tulisan


KORUPSI PENYAKIT JIWA
Saya tergerak menuliskan judul di atas karena membaca tulisan saudara Laode Ida berjudul Korupsi, Reformasi, Kekuatan Politik (Kompas 15/12/2010) yang kalimat awalnya mengatakan bahwa korupsi pada dasarnya adalah suatu penyakit kronis yang merusak moralitas para penyelenggara negara. Sebagai seorang psikiater saya melihat korupsi seperti layaknya penyakit jiwa yang bersifat kronis dan sering kambuh. Kalau bisa disamakan dengan suatu diagnosis gangguan jiwa, penyakit korupsi lebih cocok dimasukkan ke dalam gangguan kepribadian.
Gangguan kepribadian merupakan gangguan kejiwaan yang tidak disadari oleh si penderitanya. Kondisi gangguan jiwa jenis ini biasanya menimbulkan permasalahan pada lingkungan terdekat si penderita dan orang-orang di sekitarnya. Gangguan kepribadian berkembang sejak masa anak dan remaja dan mencapai puncaknya ketika mulai merambah kedewasaan muda.
Ciri yang paling menonjol dari gangguan kepribadian adalah tidak adanya suatu upaya untuk memperbaiki diri. Karena tidak disadari oleh dirinya, biasanya si penderita tidak akan mencari pertolongan karena memang merasa tidak ada yang salah. Orang sekitar penderita dan lingkungan sosial yang biasa mengalami keluhan akibat perilaku dari orang yang mengalami gangguan kepribadian ini.
Gangguan Kepribadian Antisosial
Berbicara tentang jenis gangguan kepribadian yang paling cocok disematkan kepada koruptor, saya akhirnya memilih jenis gangguan kepribadian antisosial. Gangguan kepribadian antisosial lebih dikenal dengan sebutan gangguan psikopatik dengan orang yang menderitanya disebut psikopat.
Beberapa ciri yang sekiranya cocok dengan karakter dari seorang koruptor adalah tidak merasa bersalah atas perbuatan yang telah dilakukan malahan ada kecenderungan untuk mengulanginya terus, sering berbohong, menggunakan orang lain untuk kepentingan pribadi, perilaku impulsif, agresif, tidak bertanggung jawab serta menggunakan alasan-alasan rasionalisasi untuk membenarkan segala tindakannya yang salah dan merugikan orang lain.
Kondisi ini sangat pas untuk menggambarkan suatu kondisi yang dialami oleh para koruptor. Para koruptor tahu apa yang dilakukannya merugikan masyarakat, tetapi mereka tidak peduli sekedar untuk memberikan kepuasan kepada diri mereka sendiri. Walaupun mengetahui perbuatan itu melanggar hukum negara dan hukum agama, tetap saja perbuatan itu dilakukan berulang-ulang tanpa ada niat menghentikan dan merasa menyesal akan perbuatannya. Para koruptor juga sering menggunakan orang lain untuk kepentingan mereka pribadi dan seringkali memberikan alasan-alasan yang mendukung perbuatan korupsinya. Yang paling berbahaya adalah kondisi gangguan kepribadian layaknya koruptor tidak mampu untuk berempati.
Kalau sudah demikian layaklah seorang koruptor dikatakan memang menderita gangguan jiwa yaitu gangguan kepribadian antisosial.
Terapi Perilaku dan Kognitif
Gangguan kepribadian adalah salah satu gangguan jiwa yang paling sulit disembuhkan. Hal ini karena daya tilikan atau penilaian terhadap diri dari penderita gangguan kepribadian tidak ada. Mereka merasa dirinya tidak bersalah dan merasa perbuatannya tersebut tidak ada hubungan dengan orang lain. Untuk itulah kondisi ini biasanya diperbaiki dengan melibatkan banyak faktor yang mampu memfasilitasi perbaikan yang diharapkan.
Salah satu hal yang bisa dilakukan adalah dengan terapi kognitif dan perilaku. Perkembangan kognitif anak dimulai dari masa keemasan di bawah 4 tahun. Kemampuan untuk meniru adalah sesuatu yang paling pertama bisa dilakukan oleh anak. Selanjutnya bertambah usia maka kemampuan berolah pikiran dan mencerna informasi semakin baik. Kondisi ini bisa dimanfaatkan dalam memupuk rasa tanggung jawab dan empati kepada sesama. Memberikan contoh perilaku yang baik dimulai pada saat anak mulai tertarik dengan lingkungannya dimulai sejak usia dini 6 bulan.
Memberikan contoh yang baik tentang tanggung jawab dan tidak mencuri adalah sangat baik bagi perkembangan mentalnya kelak. Setelah makin besar maka kita bisa membuat anak mengerti tentang apa itu korupsi dan dampaknya bagi masyarakat. Jangan biarkan mereka mendapatkan informasi dari televisi yang memberikan informasi yang simpang siur tentang perilaku korupsi. Apakah tidak aneh ketika pencuri uang negara dihukum lebih ringan daripada pencuri buah di kebun orang lain. Walaupun sama-sama mencuri harusnya orang yang mencuri lebih besar dampaknya dihukum lebih berat. Pelajaran ini yang tidak didapatkan dari televisi malahan pelajaran kalau mau mencuri sekalian yang besar saja karena nantinya juga sama saja hukumannya.
Sungguh melihat kondisi saat ini rasanya bukan kondisi yang baik untuk tumbuh kembang anak kita di masa depan. Mereka menjadi kebingungan tentang berbagai macam standar ganda yang ditetapkan di masyarakat. Lindungi mereka dari bahaya laten korupsi, jangan sampai terpengaruh tanpa sadar karena menjadi koruptor sebenarnya sama saja seorang yang menderita gangguan jiwa.

Senin, 10 Oktober 2011

Ekonomi Koperasi

KONDISI PEREKONOMIAN INDONESIA SAAT INI

Kita sekarang berada dalam kondisi yang sangat terbuka dan sangat bersaing. Namun, kenapa ekonomi kita berkembang agak lambat setelah krisis dibandingkan dengan negara-negara lain? Tentu karena kita mengerjakan dua hal, yaitu perbaikan ekonomi, recovery ekonomi dan sekaligus melakukan reformasi terhadap masalah-masalah seperti demokrasi, desentralisasi, dan juga tentu keterbukaan media secara bersamaan. Memang tidak mudah.

Kita juga sudah banyak membahas, banyak mengetahui bagaimana kebijakan-kebijakan mengatasi masalah-masalah tersebut. Hampir 10 tahun kita banyak bergelut dengan masalah-masalah politik. Secara ekonomis kita juga kadang-kadang tidak efisien, namun demikian dewasa ini masalah-masalah pokok itu telah banyak yang kita selesaikan.

Pertumbuhan kita tentu sangat baik walaupun agak lamban. Ketika krisis, pertumbuhan ekonomi kita naik 2, 3, 4, 5, 6% dan tahun ini menjadi 6,3% yang kita harapkan. Soal kebijakan pemerintah kita, kita balik persoalannya, kita menentukan dulu kita mau apa. Saya mengatakan tahun depan ekonomi kita harus tumbuh minimum 7%, dan tahun berikutnya kita tumbuh minimum 8%. Itu harus kita tetapkan. Kemudian kita bekerja berdasarkan target-target itu, karena  tanpa target-target itu, agak sulit kita mencapai apa yang sudah kita targetkan.

Kita tidak boleh menerima nasib saja. Selama ini kita hanya menerima nasib, pokoknya inflasi sekian, kemudian harga minyak sekian, penduduk sekian, investasi sekian, kalau begitu kita hanya bisa tumbuh 5%. Sekarang kita berubah, kita tentukan dulu maunya berapa, baru kita urut ke bawah dan kita harus mencapai itu dengan segala upaya. Dan saya optimis dengan cara tersebut, jauh lebih besar target yang harus kita capai.
Berikutnya masalah listrik. Sekarang ini kita mengajak orang untuk melakukan investasi. Namun, listrik di Medan kurang, listrik di Jawa kurang. Selama 10 tahun kita tidak membangun cukup listrik. Karena itulah kita mengadakan crash program listrik secara besar-besaran. Dibutuhkan Rp 70 triliun untuk menyelesaikan itu dan kita selesaikan itu. Artinya sampai tahun 2009 setidak-tidaknya semua listrik ini akan selesai.
Saya yakin semua masalah eksternal ini dapat kita atasi dengan baik. Untuk dapat mengatasi dengan baik masalah politik yang merupakan masalah fundamental dan masalah ekonomi, tentu kita harus melihat kekuatan kita. Kekuatan kita dari sisi pertumbuhan ekonomi. Kita tahu semua, pertumbuhan ekonomi memerlukan kesediaan dari pihak pemerintah, swasta, dan tentu saja didukung foreign investment. Investasi pemerintah tergantung dari APBN.

Masih ada sisa krisis yang luar biasa, yaitu harus membayar bunga, dan juga subsidi yang besar. Artinya, masih cukup besar, karena itu kita menaikkan harga BBM. Walaupun harga BBM sudah dinaikkan 100% lebih, masih besar subsidi kita. Yang harus dibayar saja kurang lebih hampir 40% dari total penerimaan negara, berupa kewajiban yang harus dibayar seperti subsidi, beban bunga, dan cicilan utang luar negeri.

Namun, karena ekonomi juga terus berkembang, pajak juga naik, maka tentu kemampuan kita untuk membiayai pembangunan itu juga lebih baik. Walaupun persentasenya kurang dibandingkan dengan sepuluh tahun yang lalu, secara nominal jauh lebih baik daripada sebelumnya. Kemampuan membangun pemerintah walaupun secara persentase masih rendah tapi secara nominal kita harapkan tahun depan bisa mencapai Rp 200 triliun. Antara belanja modal dan belanja barang, Rp 150 triliun dan Rp 180 triliun. Itu memberikan gambaran bahwa kita mempunyai kemampuan yang baik untuk mengatasi masalah-masalah investasi pemerintah. Apabila investasi itu memberikan multiplier effect kepada dunia usaha maka saya yakin bahwa pembangunan akan terus bergulir.

saya pikir tidak banyak negara yang nantinya bisa menyamai optimisme pertumbuhan kita. Kita semua sebagai pengusaha di sini, tentu, harus mengantisipasi jauh-jauh hari karena siapa yang cepat mengambil langkah-langkah itu, maka ia akan mendapat manfaat yang besar.

Pemerintah akan konsisten menuju ke situ, tapi dibutuhkan back-up, berupa pendidikan yang baik, pelatihan yang baik, diplomasi yang baik, services yang baik, dan sebagainya. Semua itu adalah efek dari keharusan kita untuk membangun ekonomi kita ke depan.

 Saya mengatakan kepada teman-teman di kabinet bahwa pada masa yang akan datang kita akan mempunyai angka magic 7%. Kenapa 7%? Tujuh persen itu yang akan dicapai, saya yakin bisa dicapai tahun depan. Itu praktisnya akan mengurangi pengangguran, kemiskinan, dan lebih menstabilkan keadaan, akan memperbaiki pendidikan. Nantinya akan lebih mudah naik ke angka 8%, ke 9%. Namun, ada yang bertanya apakah itu bisa dicapai? Pada zaman Pak Harto saja bisa dicapai, masa’ zamannya harga-harga yang lebih baik dan sebagainya tidak bisa dicapai? Kita memang masih ada beban akibat krisis, tapi secara nominal kita lebih baik daripada masa lalu. Nah, itulah kira-kira gambaran ke depan yang secara bersama-sama kita yakin dapat dicapai oleh bangsa ini.
Itu adalah challenge kita atau tantangan kita, dan tantangan yang menurut saya tidak sulit. Namun, yang sangat penting ialah Anda semua berlaku sebagai  entrepreneur dan juga sebagai suatu tonggak dari semua yang kita rencanakan ini. Kemarin saya membaca, kenapa entrepreneur di Asia Tenggara ini tidak efisien, masih sangat tergantung kepada akses pemerintah untuk maju, tidak dengan dasar industri yang kompetitif, atau sektor riil yang kompetitif, walaupun zamannya memang sudah harus begitu kompetitif itu. Saya yakin dengan kemampuan Anda semua, ini semua dapat kita laksanakan dengan sebaik-baiknya untuk masa depan kita semua, masa depan bangsa ini. Dan yang penting juga tentu pertumbuhan ekonomi kita secara keseluruhan.
Pada akhirnya karena situasi ekonomi global yang dikuasai paham neo-liberalisme saat ini ternyata penuh dengan mitos-mitos palsu dan belajar dari krisis yang pernah melanda negeri ini, semoga fenomena krisis tersebut mampu dijadikan ruang kritis bagi kita semua atas kebijakan pemerintah dalam membangun system ekonomi yang tidak berorientasi pada pembangunan ekonomi rakyat. Sekali lagi tindakan nyata yang berorientasi pembangunan ekonomi rakyat haruslah menjadi prioritas utama. Dengan demikian akan tercipta fondasi ekonomi yang kuat yang itu bersandar atas corak produksi masyarakat

Memajukan Koperasi Indonesia

Memajukan koperasi Indonesia
Pengertian Koperasi

Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh orang-seorang demi kepentingan bersama.  Koperasi melandaskan kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.

Dan sebagai presiden, saya juga akan mengadakan pelatihan atau seminar-seminar khusus yang membahas tentang perkoperasian, agar masyarakat juga dapat memilih koperasi sebagai alternatif usaha di daerah mereka. Hal uni juga akan membantu perekonomian daerah agar lebih maju dan tidak tertinggal dari kota-kota besar. Tentu hal ini juga berdampak positif terhadap kota-kota besar yang semakin padat pendatang dari daerah yang berniat mencari pekerjaan, namun yang di dapat mereka justru menganggur.
Saya rasa, tidak sulit bagi seorang presiden untuk memerintahkan kepada lembaga tertentu untuk mengadakan pelatihan pemuda-pemuda di daerah maupun kota besar agar menjadi koperasi pilihan utama dalam berwirausaha. Kesuksesan program Kredit Usaha Rakyat yang diadakan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, merupakan berita gembira bagi perekonomian Indonesia.


Saya akan membuat koperasi lebih menarik sehingga tidak kalah dengan badan usaha lainnya, tidak hanya itu bila kita dapat bersaing dengan yang lain maka akan banyak pula anggota yang bergabung untuk menjadi bagian dari anggota koperasi.

Langkah awal dimulai dari keanggotaan koperasi itu sendiri, pertama merekrut anggota yang berkompeten dalam bidangnya. Tidak hanya orang yang sekedar mau menjadi anggota melainkan orang-orang yang memiliki kemampuan dalam pengelolaan dan pengembangan koperasi. Contohnya dengan mencari pemimpin yang dapat memimpin dengan baik, kemudian pengelolaan dipegang oleh orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing. Serta perlu dibuat pelatihan bagi pengurus koperasi yang belum berpengalaman.

Dan tidak hanya itu, koperasi pun memerlukan sarana promosi untuk mengekspose kegiatan usahanya agar dapat diketahui oleh masyarakat umum seperti badan usaha lainnya.

Koperasi pun harus berusaha untuk memberikan manfaat bagi para anggotanya seperti memberikan pinjaman dengan bunga yang relatif lebih kecil bagi anggotanya.
Sehingga koperasi bukan hanya memberikan pelayanan bagi masyarakat tetapi juga bagi anggotanya.

Koperasi juga tetap harus berjalan sesuai dengan tujuan utamanya yaitu mensejahterakan anggotanya dan bukan mencari laba maksimal semata. Itu lah yang membedakan koperasi dengan badan usaha lain.

Langkah berikutnya dengan membuat perencanaan program kerja koperasi sehingga setiap kegiatan dapat terprogram dengan baik. Dan yang terutama adalah memberikan kebebasan kepada koperasi untuk menjalankan kegiatannya dengan cara mengurangi campur tangan pemerintah. Sehingga koperasi dapat lebih mandiri dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada. Dan dapat tetap bertahan dalam persaingan ekonomi yang semakin ketat.

Koperasi bisa menjadi maju bukan hanya dari usaha pemimpin koperasi tetapi ada juga campur tangan dari pemerintah. Berikut ini adalah cara-cara untuk memajukan koperasi yang bisa dilakukan oleh pemimpin koperasi :

1.      Meningkatkan daya jual koperasi
Koperasi dapat dikatakan maju, salah satunya jika memiliki daya jual yang tinggi. Oleh karena itu untuk memajukan koperasi dapat dilakukan dengan cara meningkatkan daya jual. Untuk meningkatkan daya jual, sebaiknya bangunan koperasi dibuat lebih bagus dan menarik. Misalnya dengan mengecat dinding koperasi dengan warna-warna yang lebih indah dan menarik, melengkapi ruangan koperasi dengan AC, serta menata koperasi dengan rapi. Namun yang terpenting dari semua itu adalah memberikan pelayanan yang baik sehingga masyarakat merasa puas dan tertarik untuk membeli lagi di koperasi.
Tidak hanya dari segi estetika koperasi yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan daya jual koperasi, namun perlu juga ditingkatkan promosinya. Promosi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media promosi. Namun tentunya dengan didukung oleh kemampuan financial dari koperasi itu sendiri untuk menanggung biaya promosi. Promosi dapat dilakukan dengan menggunakan media cetak (koran, majalah dan lain-lain) , media elektronik (radio, film, computer), dan pajangan di luar (poster, pamphlet, brosur). Hal ini dilakukan agar  masyarakat mengetahuinya. Dengan cara ini pula diharapkan para investor tertarik untuk menanamkan modalnya di koperasi

2.      Merekrut anggota yang berkompeten
Sebuah koperasi bisa menjadi maju tentunya dengan didukung oleh keanggotaan koperasi tersebut. Pemimpin koperasi sebaiknya merekrut anggota yang berkompeten dalam bidangnya. Tidak hanya orang yang mau bergabung, namun dibutuhkan juga orang yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan mengembangkan koperasi. Contohnya dengan mencari pemimpin yang dapat memimpin dengan baik, kemudian pengelolaan dipegang oleh orang yang berkompeten dalam bidangnya masing-masing


3.      Memberikan pelatihan pengurus koperasi
Pengurus koperasi yang belum berpengalaman perlu diberikan pelatihan. Pelatihan ini dimaksudkan untuk memperbaiki penguasaan keterampilan dan teknik pelaksanaan pekerjaan tertentu, sehingga efektivitas dan efisiensi kerja dapat tercapai dan akhirnya dapat membuat koperasi menjadi maju.
Sumber :
http://www.ocdc.coop/publications/GuidetoILORecommendation/pdf/Indonesian.pdf